Hmm, perayaan, festival. Paling demen, nih.
Ya, Jepang memang identik dengan perayaan sepanjang tahun. Hampir setiap bulan orang Jepang ngadain selametan, eh, festival. Biasanya untuk merayakan pergantian musim, acara keagamaan, atau ya sekedar lagi ada momen penting dalam hidup saja. Tradisi ini mereka pertahankan selama berabad-abad. Walaupun kesannya Jepang itu modern, hitech, bla bla bla, giliran festival ya mereka tradisional banget. Mulai dari pakai kimono sampai makanan tertentu. Menariknya, biar kata gak ada pelajaran agama di sekolah, yang namanya kuil Shinto dan Buddha itu teuteup aja penuh kalau lagi ada acara.
Apalagi di Kyoto, yang banyak banget kuilnya (hmm kayaknya Kak Wina atau Jafar ya pernah ngasih tau jumlah kuil di Kyoto). Kyoto sendiri lebih banyak dan rame festivalnya dibanding kota-kota lain di Jepang. Mengutip bukunya supervisor saya, Kyoto, tuh, ”Eventful City” (kok jadi inget thesis, brrrr hush hush).
Baiklah, mari kita mulai daftar perayaan dari awal tahun:
1. Oshogatsu (perayaan tahun baru), 1 Januari.
2. Seijin no Hi (hari menjadi dewasa), 15 Januari.
3. Setsubun Matsuri (upacara lempar-lempar kacang, pergantian musim dingin ke semi), 3 Februari.
4. Hina Matsuri (festival boneka/anak perempuan), 3 Maret.
5. SAKURA!!!! (alhamdulillah, musim semi telah tiba, Maret-April) Waktunya Hanami….
6. Kodomo no Hi (Children/Boys Festival), 5 Mei.
7. NATSU (musim panas, banyak festival/matsuri).
8. Tanabata (festival bintang), 7 Juli.
9. Obon (festival roh leluhur), 13-16 Agustus.
10. Undokai (festival olah raga), beda-beda di tiap sekolah. Kalau di Kyoto biasanya Juli.
11. Otsukimi (melihat bulan), September
12. Shichi-go-san (7-5-3), 15 November.
13. Omiyamairi (bayi dibawa ke kuil), Okuizome (makanan pertama bayi), tanjoubi (ultah), kekkonshiki (pernikahan). Kalau yang ini sendiri-sendiri aja kali.
Detailnya nanti, ya. Mau cari-cari fotonya dulu di laptop, nih. Sampai jumpa! ^^
Kamogawa, 29 September 2014
tentangkyoto 